19 Oktober 2012
SELAMAT ULANG TAHUN JEHAN
bunda dan abi sayang Jehan :)


Alhamdulillah, kemarin bayi kecil kami beranjak menjadi balita lucu
bener-bener 2 tahun yang berlalu dengan cepat
Jehan tumbuh jadi anak yang sehat, cerdas, berakal, dan solihah..insyaAllah :)

2 tahun yang lalu Jehan belajar menyusu, mau apa-apa kodenya cuma nangis
Sekarang, Jehan udah cereweeeet banget, kosakatanya nggak terbendung

Tahun ini, seperti tahun kemarin, kami merayakan secara kecil-kecilan momen pertambahan tahunnya Jehan
yang datang ya sama aja, kayak keyko dan mamanya, raisya dan omanya, baba ita, plus oma edy dan cucunya

Tahun ini, abi nggak bisa ikut ulang tahunnya Jehan karena tanggal 19 pagi harus berangkat ke Malaysia.

Tahun ini, spesial, karena Jehan sudah lulus S3 ASI, artinya, genap 2 tahun bunda memberi ASI buat Jehan, alhamdulillah
semoga jadi bekal yang manis buat kamu, nak ^^
Ntar kamu pasti bangga deh waktu kamu bilang ke temen-temenmu bahwa kamu anak ASI.

Tahun ini, bunda ama Jehan juga harus belajar sapih menyapih.
Proses menyapih ini bener-bener proses yang tak terungkapkan.
Jehan masih terbiasa nyusu ke bunda kalau mau tidur malam
Kalau bunda nggak ngajar juga, Jehan kolokan banget sebisa mungkin memanfaatkan susu bunda ^0^

Kamarin, bunda harus ngajar dari pagi sampai siang, Jehan sama sekali belum nyusu
sampai malamnya....
waktu mau tidur....
Awalnya Jehan sudah pinter mau bobok nggak pakai nyusu, sudah ajak boneka2nya bobok bareng, sudah minta selimut
enggak taunya..rengekan khas pun datang... "bundaaaa...mau mimik cucuuuu.."
Bunda pun berusaha teguh untuk tidak memberi susu, tapi enggak tau kenapa di dalam hati masih belum sreg
Rasanya sedih dan belum siap
Mungkin ini juga yang dirasakan Jehan
Akhirnya bunda pun luluh dan memberi mimik cucu-nya Jehan dengan sebuah pembuka...

"Jehan, bunda sayang banget ama Jehan, selamat ulang tahun ya, Jehan sudah jadi anak kecil, bukan bayi lagi, kalau sudah 2 tahun dan tiup kue ulang tahun artinya apa hayo?"

"Jehan nggak boleh mimik susu bunda lagi" sambil Jehannya terisak-isak

"Nah, sudah pinter kan, sekarang bunda kasih mimik cucu tapi ini yang terakhir ya" bundanya ikut mewek

bunda ama jehan mewek berdua ~.~
terus nggak lama bunda ngajak Jehan ketawa karena proses ini nggak boleh diakhiri dengan tangisan, akhirnya Jehan pun mimik cucu dengan senang.
Enggak lama mimik cucu, Jehan pun "melepaskannya" sambil bilang, "sudah bunda!"
Kami pun lanjut ngobrol2 sampai Jehan ngantuk
Akhirnya, setelah lampu kamar dimatikan, Jehan pun tertidur dengan lelap sampai keesokan harinya.

Hari ini, Jehan main dengan lincahnya, bunda tepar, sakit nggak karuan, bedrest!
Cuma sekali di siang hari Jehan merengek nggak jelas sambil megangin "mimikcucunya", tapi nggak dilanjutin setelah dia punya perhatian lain.

Malam ini, waktu tidur pun tiba, bunda udah merasa siap untuk "menolak" Jehan.
Seperti dugaan, Jehan pun merengek minta mimikcucu, tapi bunda tau itu bukan rengekan yang harus musti dilaksanakan
Jehan cuma meminta, dikasih syukur, nggak dikasih juga nggak apa-apa ^^
Bunda pun hanya memeluk Jehan sambil bertanya apa maunya
Jehan minta ganti posisi tidur, oke
Jehan minta ngobrol, oke
Jehan nggak mau selimutan, oke
Lalu, lampu kamar pun dimatikan, bunda pura-pura tidur, Jehan masih kedip-kedip, tapi nggak sampai semenit kemudian, sudah terdengar suara ngoroknya ^0^

Anak pintarku..semoga kamu semakin besar, berani, dan penuh kasih sayang


#Jehan 24 jam tanpa mimik cucu
Cerita belum selesai karena baru sehari, tunggu cerita selanjutnya..
 
Pernah marah kan?
kepada orang lain, keadaan, diri sendiri, bahkan mungkin Tuhan

Sampai saat ini, gw masih beranggapan bahwa marah adalah satu satu ekspresi emosi yang disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan
Lagi capek pulang kerja lalu jalanan macet --> tidak menguntungkan --> marah
Lagi tidur santai pada minggu pagi lalu dibangunkan dengan cara yang ugal-ugalan --> tidak menguntungkan --> marah

dan ini yang terjadi ama my beauty angel, Jehan
Lagi enak-enak main sama temannya lalu disuruh pulang ---> tidak menguntungkan --> marah
Yeah, gw sedang berhadapan dengan seseorang yang sedang mengeksplorasi perasaannya, orang-orang menyebutnya sebagai "the terrible twos", gw menyebutnya sebagai gerbang emosi.

Ini adalah salah satu tahapan tumbuh kembang sosial dan emosional seseorang, sebagian besar memulainya ketika berumur 2 tahun. Akan tetapi, banyak juga yang sudah memasuki gerbang emosi ini ketika berumur 18 bulan.
Pada masa-masa ini, seseorang akan menunjukkan kepada sekitar bahwa dia bukan lagi anak kecil dan bisa melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh orang tuanya.

Contohnya:
Jehan sudah suka pakai sepatu sendiri
Jehan suka nyobain high heels bunda
Jehan suka bermain sebagai "orang tua" untuk boneka-bonekanya, seperti menyuapi, memandikan, atau menganti baju bonekanya

Terkadang, masalahnya adalah seseorang yang sedang memasuki gerbang emosi ini belum bisa mengendalikan secara tepat ekspresinya. Oleh karena itu, ada istilah temper tantrum. Itu lhoo..siapa yang pernah lihat anak-anak nangis sampai guling-guling di lantai tak terkendali?
Ketika gw belum punya anak dan melihat kejadian seperti itu di salah satu mal, reaksi gw adalah..
"Ih..ibunya gimana sih, anaknya nggak diajarin sopan santun apa? kok bisa sampai kayak gitu di mal"
atau
"Ih..ibunya tega banget deh, masa anak dibiarin nangis sampai kayak gitu"
(well..emang udah jatahnya ya, kalau ada apa-apa, pasti yang disalahkan pertama ibunya)

Ternyata, menangani anak yang sedang tantrum ya seperti itu...
biarkan lah anak itu melepas emosinya, jangan dilawan, buat dia tahu bahwa reaksi semacam itu bukanlah reaksi yang tepat sehingga pasti tidak mendapat hasil yang diinginkan.
Jauhkan dia dari keramaian, peluk dengan kasih sayang, dan biarkan dia merasakan cinta kita.
Setelah tenang, baru deh diberi pengertian

Nah, bagaimana dengan Jehan?
Selama ini, gw memperhatikan bahwa dia masih sangat belum bisa menguasai emosinya.
Jehan adalah anak yang sangat sensitif
Ketika melihat atau merasakan hal-hal yang sedikit "sendu", raut mukanya langsung ikut sendu
dan sebaliknya ketika dia merasa senang, Jehan bisa tertawa tanpa batas
Pokoknya semua masih serbaterlalu

Bagaimana dengan emosi marahnya?
Alhamdulillah, sampai saat ini gw belum mengalami kejadian tantrum pada diri Jehan.
Tapi bukan berarti dia nggak pernah marah lho..sering banget Jehan marah ketika ada hal yang tidak menguntungkan buat dia
Apa ekspresi marahnya? TERIAK!
Dia teriak beberapa kali sambil menatap wajah orang yang menurutnya "merugikan" dia, setelah itu dia mencari tempat yang "nyaman" (bisa ke arah orang yang menurutnya "menguntungkan", bisa juga menyendiri sambil menutup muka)
Setelah itu, kalau dia sudah tenang, dia pun akan kembali seperti semula

Jujur, sampai saat ini gw masih belum tahu apakah ekspresi marah yang seperti itu sudah tepat di usianya.
Sebagai orang tua yang berprinsip lihat-ntar-aja (bukan hal yang patut dicontoh) ya gw menikmati aja segala tahap perkembangan Jehan

Doa gw cuma satu, semoga Jehan bisa merasakan rasa sayang gw kepada dia dan menggunakan itu sebagai pegangan hidupnya.
Picture
jehan dan sepatu bunda
 
Tak lama lagi Jehan berumur 2 tahun =)
Perasaan bunda? antara senang campur deg-degan
Senang karena Jehan sudah beranjak besar, deg-degan karena sebentar lagi Jehan sudah nggak bisa mimik susu bunda lagi
Wuuuussshhhh...mau nggak mau harus dijalani!!!

Masih inget waktu Jehan baru lahir trus melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), masih inget gimana Jehan belajar mengisap puting, masih inget gimana Jehan cari-cari sumber susunya, masih inget genggaman tangan kecilnya di jari telunjuk bunda, masih inget banget tubuh mungilnya yang ringkih, masih inget wajahnya ketika tertidur pulas di pelukan, masih inget wajahnya waktu mabok ASI, masih inget gimana cara Jehan membujuk untuk minta susu, "bundaaaa, Jehan mau mimik cucu". Kalimat itu diucapkan dengan manja, pelan-pelan kata-katanya diucapkan satu per satu, lalu diakhiri dengan ciuman di bibir dan senyuman.
Dan tak lama lagi, semua ini harus diakhiri, hmm..tidak ada rasa sedih, insyaAllah, yang ada rasa bangga.
Bangga karena sudah memberikan haknya Jehan dengan sempurna, bangga karena berhasil memberikan yang terbaik untuk dia, bangga karena diberi kesempatan untuk menyusui, bangga karena Jehan tumbuh sebagai anak yang sehat, pintar, dan membanggakan, insyaAllah..saya bangga

Memang semua yang sudah diawali ada akhirnya...dan proses menyusui ini rasanya cepat sekali
2 tahun waktu kami, bunda dan Jehan, untuk beradaptasi
semua rasa ada, dari senang, sedih, gemas, sampai bete
2 tahun lalu, Jehan belajar menyusu dan saya belajar menyusui
Sebentar lagi, Jehan harus belajar disapih dan saya belajar menyapih
Seperti hantu yang terus membayangi ibu-ibu, penyapihannya Jehan ini kadang-kadang lumayan bikin kepikiran yaaa

Kata orang-orang, semua pasti pas pada waktunya
Secara fisik, Jehan mungkin tidak terlalu membutuhkan ASI karena dia sudah banyak makan makanan yang lain
Secara fisik, mungkin ASI saya juga sudah tidak banyak, bahkan mungkin tidak keluar
Secara fisik, Jehan sudah bisa bicara dan beradaptasi dengan orang lain, dia mampu berinteraksi dengan sekitar, dengan kata lain, saya bukanlah satu-satunya orang yang dia kenal
Namun, yang susah adalah mental kami
Apakah kami sudah siap untuk melepas kebiasaaan yang selalu kami lakukan sejak 2 tahun yang lalu? sejak Jehan pertama kali menghirup udara dunia?
Jawabannya, insyaAllah, pasti bisa dan harus bisa!!! ^^

Beberapa bulan terakhir, Jehan sudah mengenal kalimat, "kalau sudah 2 tahun, Jehan sudah besar, nggak boleh mimik susu bunda lagi, mimiknya susu bearbrand atau susu dancow"
Beberapa malam ini Jehan sebelum tidur juga sudah saya coba untuk tidak menyusui, walaupun...tidak berhasil ;)

Sebenarnya, Jehan bisa bobok sendiri, tanpa menyusu kepada bunda, tapi yaaaaa kalau bunda ada di rumah kok manjanya dateng, selalu minta mimik susu bunda ^^

Tapiiiiii...
Siang ini, waktu Jehan bobok siang, saya berhasil menidurkan Jehan tanpa menyusuiiii ^^
one step ahead for me!!
rasanya yaaaa...sueneng plus bangga bisa kayak gitu hehehehe..
Caranya gimana?
Awalnya pasti Jehan merengek minta susu, lalu dengan sabar saya bilang, "Jehan sudah besar, coba ya bobok sendiri, Jehan kan kalau mimik susu sukanya gigit-gigit, bunda jadi sakit dong"
Reaksi Jehan...tentu saja masih merengek, lalu saya tawarkan untuk pijat dia (Yup, salah satu kesukaan Jehan, dipijat!!)
Bunda pijat kaki dan tangannya, lalu Jehan ambil posisi telungkup *yahhh..keenakan nih anak*, pelan-pelan bunda pijit punggung dan kakinya, dan lama-lamaaa.... Voilaaaa..... Jehan tidur ^^

Tantangannya adalah ketika mencoba untuk menidurkan Jehan, rasa ngantuk itu datang dengan cepat dan kuat kepada saya..arrggghh..jadi kadang-kadang, bukannya Jehan yang tidur, malah saya yang tidur duluan ;P
well, enjoy every step i take ^^

cheers,
bunda


 
Picture
Pernah dengar hypnobirthing?
Yup, ini adalah salah satu metode yang bisa diterapkan ketika proses persalinan
Dengan metode ini, bunda bisa menanamkan sugesti positif ke badannya sehingga proses persalinan bisa berjalan lancar
Intinya adalah memanfaatkan energi semaksimal mungkin sehingga tidak terbuang percuma untuk rasa takut, panik, stres, dan khawatir

Ini kutipan dari referensi yang bunda baca :

Hypnobirthing bisa dilakukan di usia kehamilan berapa pun. Namun, umumnya dilakukan di usia kehamilan 7 bulan atau 2 minggu sebelum proses persalinan. Bisa dilakukan dua kali sehari di saat pagi maupun menjelang tidur malam, lamanya sekitar 10-15 menit. Tempatnya bergantung keinginan masing-masing dan sebaiknya dilakukan berpasangan dengan sang suami agar tercipta hubungan spiritual bersama.

Ada beberapa cara melakukannya hypnobirthing.
1. Posisi tubuh dibuat senyaman mungkin, dengan duduk atau berbaring telentang atau miring. Jika berbaring, lakukan posisi menyamping ke kiri agar dapat memperbaiki aliran darah ke rahim atau plasenta.

2. Kondisikan seluruh tubuh dalam keadaan relaks. Pejamkan mata dan mulai bernapas dalam-dalam melalui hidung secara perlahan dan teratur. Kendurkan otot-otot seluruh tubuh dan istirahatkan pikiran. Berkonsentrasilah pada niat untuk melakukan relaksasi dan hypnobirthing.


3. Bayangkan dan niatkan proses persalinan yang menyenangkan dan membahagiakan, proses bersalin yang lancar, serta membayangkan bayi mungil yang sehat dan lucu.


4. Setelah kondisi relaks, tanamkan sugesti dan niat positif ke alam bawah sadar. Misalnya, "Aku bisa melahirkan secara alami, lancar dan normal" atau "Bayiku terlahir sehat."


5. Saat hendak selesai, biarkan otot-otot semakin relaks dengan menghirup napas panjang dan buang napas perlahan lewat hidung. Kembali ke kondisi normal dan siap melakukan kegiatan lain atau beristirahat.


6. Pada saat bersalin, tetaplah tenang, bernapaslah secara teratur, selaraskan energi dengan datangnya kontraksi sehingga tenaga tidak terbuang percuma.


Selain itu, cara ini dapat mempersingkat masa proses bersalin, pascabersalin cepat kembali pulih. Jika sang ibu sering melakukan hipnosis atau berkomunikasi dengan janinnya, membantu kondisi janin terlepas dari kondisi terlilit tali pusat atau letak sungsang. Misalnya, masukkan sugesti dan ungkapkan, "Ayo, putar kepalamu ke bawah agar keluarnya mudah."


Nah, dari kutipan ini bunda jadi harus berlatih relaks dan yakin bisa melahirkan secara alami dengan rasa sakit yang minimal
Latihan senam pernapasan ama relaksasi ahhh..

"Dek,,ayo putar kepalamu ke bawah biar keluarnya mudah" ^^


 
woooow...

lebaran sudah terlewati,,
semoga kita masih bisa dipertemukan dengan ramadhan selanjutnya ya...
amin : )

ini Yasmin, dan gw akan bercurhat ria..hahaha


hmm, nggak terasa beberapa bulan lagi kami akan memulai hidup baru,,
dengan bismillah semoga semuanya bisa lancar, baik akadnya maupun kehidupan setelahnya,,amin


ada beberapa teman yang tanya ke gw, "Min, lo nggak kena sindrom sebelum menikah?"

setangah bingung, gw bertanya, "Sindrom kayak gimana?"

ternyata maksud sang kawan tersebut adalah munculnya pertanyaan-pertanyaan yang sudah kita jawab sebelumnya, seperti:
1. benarkah dia orang yang tepat?
2. siapkah kita?
3. bagaimana nanti?

hmmm..sedikit rumit untuk menjawabnya, mungkin sebelum ada pertanyaan itu, gw nggak kepikiran, tetapi setelah pertanyaan itu,,ya,,gw mencoba mencari jawabannya

1. benarkah dia orang yang tepat?
Nesh/Min...nggak ada orang yang sempurnaaaa..kamu bisa cari orang yang "lebih" daripada pasanganmu dan itu banyaaaak, tapi apakah ada jaminan bahwa dia sesuai dengan semua keinginanmu???
mengutip pernyataan sahabat terbaik,,
pilihlah orang yang ingin kau cintai seumur hidupmu : )

2. siapkah kita?
hmmh,,pertanyaan ini yang sering membuat orang ragu untuk menikah
yah,,pernikahan memang terlihat indah sekaligus menyeramkan bagi kita yang belum merasakannya
klo yang indah2 rasanya tak perlu dibahas ya... ; )

menyeramkannya kenapa? karena dengan menikah, peran kita akan menjadi bertambah..ada peran sebagai istri/suami, orang tua, dll
dan semakin bertambah peran, semakin bertambah pula kewajiban kita
mungkin ini yang dipikirkan banyak orang yang merasa belum siap

Namun, intinya..bagaimana kita tahu kalau kita siap kalau kita belum merasakannya???

waktu kita kecil dan belum bisa berjalan, apakah kita pernah berpikir, siap nggak ya gw berjalan?

Jadi, mau nanti jatuh, berlari, terduduk, berjalan, dsb...jalani sajalah hidup ini
; ) kita pasti siap kok!

3. bagaimana nanti?
merujuk pada nomor 2..nanti ya dijalani dengan pikiran yang positif : )
semoga kita semua bisa
*kalau bahasa gwnya...liat ntar aaahhhh*
hahahaha


yaaah..gw cuma mau berpikir positif aja dan semoga bisa menularkan pada kalian semua : )
love you all